Langsung ke konten utama

#1 Semua Berawal

Desa Suri, sebuah desa yang berada persis di kaki Gunung Kwa. Desa yang sangat menyenangkan untuk ditempati, karena lingkungan yang sangat asri, suasana sejuk khas pegunungan, dan berbagai tumbuhan yang masih terjaga. Desa inilah yang menjadi tempat bertumbuhnya Jo, seorang remaja tanggung yang mulai beranjak dewasa. Seperti halnya kebanyakan manusia lain ketika memasuki fase usia ini, ada saja hal yang ingin diketahui dan ingin dilakukan. Keinginan untuk melihat dunia luar, berinteraksi dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda, dan memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya dari hal tersebut menjadi tujuan yang ingin diraih untuk saat ini.

Entah sejak kapan dirinya mulai memiliki pemikiran seperti itu. Padahal Jo kecil dulunya hanyalah seorang anak kecil yang pemalas. Jangankan terbesit untuk memikirkan hal yang sedimikian rumit, untuk mengerjakan pelajaran dasar yang sudah berulang kali diajarkan saja dia enggan. Di otak kecilnya itu hanya ada keinginan untuk bermain dan bersenang-senang saja. Dirinya bahkan dengan enteng menanggapi orang-orang yang menegurnya untuk menghilangkan sifat pemalasnya itu dan mulai serius dalam menatap kehidupan. "Toh hidup ini sudah ada yang ngatur, itulah gunanya ada takdir untuk setiap orang, jadi tidak usah susah-susah mikirin hidup, tinggal menikmatinya saja," ujarnya. Jawaban yang tentu saja membuat orang lain heran, entah dari mana bocah kecil ini memiliki pemikiran seperti itu.

Namun kini semua sudah mulai berubah. Mungkin anggapan semakin bertambahnya usia, semakin berkembang pula pemikiran seseorang, juga berlaku untuk diri Jo. Dia yang dulunya berpikir hidup hanya untuk bersenang-senang, mulai memiliki pandangan lain. Beberapa momen dalam hidup akhirnya merubah hal tersebut. Kehilangan sosok bapak mungkin juga memengaruhi mental seorang Jo. Sosok yang selama ini begitu disegani dan dihormatinya ternyata tetap tak sanggup melawan waktu yang pada akhirnya tiba. Pemandangan ini pula lah yang mungkin menyadarkan dirinya, untuk memanfaatkan waktu yang masih ada, untuk mencari hal-hal yang diinginkan.

Sebagai langkah awal, dia ingin keluar dari zona nyamannya. Jika ingin melihat dunia luar, tentu dia harus meninggalkan Desa Suri untuk sementara waktu. Dengan semua persiapan yang ada, dan dibekali restu dari ibunda tercinta, Jo pun memulai perjalanannya. Perjalanan penting untuk mencari jawaban dari keinginan yang sering terpikirkan oleh dirinya. Sebuah awal baru untuk perjalanan yang baru bermula jua....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahu Gimbal Dilla

Kali ini saya dan nona mencoba sarapan yang berbeda. Kami mencoba tahu gimbal di warung Tahu Gimbal Dilla. Warung ini berada di Jl. Parangtritis KM 7, tak jauh dari kampus ISI dan Puskesmas Sewon 1 (ada di maps). Saya tau tentang makanan ini dari nona setelah dia nemu info di instagram. Karena tahu gimbal adalah makanan yang disiram dengan bumbu kacang, tentu saja saya suka dengan makanan ini. Selain itu harga untuk sepiring tahu gimbal juga murah, hanya 13k saja. Kali ini saya dan nona memesan tahu gimbal dan teh anget. Kalau bisa dideskripsikan, di dalam sepiring tahu gimbal terdapat potongan tahu tentu saja, telor ceplok, kubis, kupat, gorengan udang, dan kerupuk. Semua itu digabung menjadi satu dan disiram dengan bumbu kacang yang tumpah ruah. Secara keseluruhan tahu gimbal di warung ini sangat enak dan cocok bagi lidah saya, dan juga sangat mengenyangkan.

Berapa

Berapakah harga yg harus dibayar? Untuk kepuasan batin? Untuk waktu yg dihabiskan? Untuk kesenangan dalam aktivitas? Untuk impian yg ingin diwujudkan? Untuk keinginan yg ingin didapat? Dan untuk menikmati hidup seperti yg diinginkan?

@infoinmieayam: Mie Ayam Mas Arya

Nah kalau ini baru fresh walau tak fresh2 amat wokwokwok. Sebenarnya peristiwanya udah terjadi kemarin, tapi karena lupa nama warungnya, dan tadi pas balek kerja ngecek lagi, baru dah bisa ditulis sekarang. Gapapa lah daripada yang kemarin udah berminggu-minggu baru ditulis lagi wokwokwok. Pecah rekor untuk pertama kalinya, kali ini dengan full squad iceland, kembali melanjutkan perburuan mie ayam yang sepertinya sudah menjadi agenda rutin. Awalnya kami ingin mencoba mie ayam yang berada di Purus, namun karena mie ayamnya habis, akhirnya kami memutuskan untuk makan mie ayam di warung Mie Ayam dan Bakso Mas Arya. Warung ini berada di Jl. Taman Siswa, dekat Hotel Ibis dan tak jauh juga dari Warung Mie Ayam Tombo Ati. Kali ini saya mencoba mie ayam pangsit, meskipun pada awalnya ingin memesan mie ayam biasa saja. Dari segi rasa, menurut saya mie ayam di warung ini termasuk mie ayam manis, yang mana jarang ditemui di Padang. Dengan rasanya tersebut, menurut saya mie ayam di war...