Langsung ke konten utama

Talang via Bukik Bulek


Pada tanggal 7 dan 8 Juni 2022 kemarin, saya kembali melakukan salah satu kesukaan yang sudah lama tidak dijajal, yakni naik gunung. Sudah hampir 2 tahun, lebih kurang selama pandemi covid, saya belum pernah nanjak lagi. Setelah beberapa waktu akhirnya bisa nanjak lagi dengan persiapan yang lumayan.

Kali ini saya melakukan pendakian di Gunung Talang via jalur Bukik Bulek, ditemani oleh Imam dan Emil. Sebelumnya pada Desember 2019 saya juga pernah melakukan pendakian di gunung ini, tapi lewat jakur berbeda yaitu via air batumbuk.

Kami memilih jalur via Bukik Bulek karena sebelumnya Imam pernah lewat jalur ini. Katanya jalur ini waktu pendakiannya lebih singkat daripada jalur via air batumbuk. Meskipun demikian, seperti halnya jalur pendakian lain yang memakan waktu singkat, jalur yang dilalui full nanjak dengan sangat sedikit bonus yang bisa dinikmati. Selain itu untuk mencapai basecamp ini butuh jarak tempuh yg lebih daripada ke air batumbuk jika dari Kota Padang.

Perjalanan ke basecamp Bukik Bulek dari Kota Padang lebih kurang memakan waktu 2 jam. Dari Kota Padang kita menuju ke arah Alahan Panjang, kemudian menuju ke arah Danau Di Bawah. Kemudian kita akan mengitari pinggiran danau ini hingga sampai di pos basecamp pendakian via Bukik Bulek.

Secara keseluruhan, terdapat beberapa pemberhentian setidaknya hingga sampai di cadas jika kita melewati jalur ini. Dari pos basecamp akan terdapat satu pos, kemudian akan ada tiga shelter lagi sebelum sampai di cadas. Cadas ini biasanya digunakan untuk tempat camp bagi para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke top Talang.

Basecamp Bukik Bulek


Basecamp Bukik Bulek menjadi titik awal pendakian kami. Disini kita perlu registrasi terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian. Untuk biaya registrasi, per orang dikenakan biaya Rp 15.000. Bagi yang membawa kendaraan, untuk motor dikenakan biaya Rp 10.000, sementara untuk mobil dikenakan biaya Rp 25.000. Bagi yang ingin mempersingkat waktu perjalanan, disini juga tersedia ojek yang bisa mengantarkan langsung menuju pos 2, dengan biaya sebesar Rp 25.000.

Pos 2

Perjalanan dari pos basecamp menuju pos 2 memakan waktu lebih kurang 75 menit, dengan perjalanan yang santai-santai saja. Kami melewati ladang-ladang warga selama perjalanan menuju pos ini. Trek yang dilalui sudah mulai menanjak, namun hal yang tidak saya suka dari trek ini adalah jalanan yang sudah di cor. Saya pribadi lebih suka trek tanah dibandikan jalanan cor, karena entah kenapa lebih capek saja jika lewat di trek ini, apalagi medan yang dilalui sudah nanjak sejak awal, ditambah ketika kami menuju pos ini hujan turun, sehingga medan yang dilalui menjadi lebih licin. Namun pemandangan selama trek ini sangat bagus, karena kita bisa melihat langsung pemandangan Danau Di Bawah selama perjalanan, setidaknya hingga mencapai pos ini.

Shelter 1


Dari pos 2, trek yang dilalui sudah berganti menjadi trek tanah berbatu. Setelah melewati beberapa ladang milik warga, kami mulai memasuki wilayah hutan dengan pepohonan yang rapat. Medan yang dilalui dari pos 2 hingga shelter 1 masih full nanjak, meskipun masih terdapat sedikit bonus untuk mengambil nafas. Perjalan dari pos 2 menuju shelter 1 memakan waktu lebih kurang 40 menit.

Shelter 2

Perjalanan dari shelter 1 ke shelter 2 bisa dibilang menjadi trek yang paling berat dari jalur ini sebelum mencapai cadas. Trek yang dilalui full nanjak dengan jarsk tempuh yang lumayan. Jika diperhatikan shelter 2 berada di puncak bukit, jadi wajar medan yang dilalui full nanjak untuk mencapai shelter ini. Perjalanan dari shelter 1 menuju shelter 2 memakan waktu lebih kurang 30 menit.

Shelter 3

Trek menuju shelter 3 merukapan medan yang paling enak yang bisa ditemui di jalur Bukik Bulek, karena medan yang dilalui didominasi oleh jalan menurun, lumayan lah untuk istirahat kaki yang sudah digempur untuk nanjak di trek sebelumnya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai shelter 3 juga tidak terlalu lama, lebih kurang hanya 10 menit saja.

Cadas

Perjalanan dari shelter 3 ke cadas memakan waktu lebih kurang 30 menit. Trek yang dilalui cukup beragam, meskipun didominasi oleh jalanan mendatar dan menurun. Sebelum mencapai cadas kami berjumpa dengan sumber mata air, yang mana merupakan aliran dari sumber air yang ada di cadas.

Cadas merupakan camp area yang menjadi pertemuan beberapa jalur pendakian lain Gunung Talang. Disini kami mendirikan tenda sembari beristirahat terlebih dahulu, sebelum berencana untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Hutan Mati

Pagi harinya kami melanjutkan pendakian. Setelah sarapan energen dan beberapa snack, kami melanjutkan perjalanan dengan rencana menuju top talang. Sebelum mencapai top, kita akan melewati hutan mati terlebih dahulu. Bisa dibilang hutan mati menjadi puncak pertama Gunung Talang sebelum mencapai top.

Kami mencapai hutan mati lebih kurang 60 menit dari cadas. Dari hutan mati kita bisa melihat view Danau Di Atas dan Danau Talang. Meskipun demikian kami tidak bisa melihat terlalu jelas karena cuaca mendung dan kabut mulai naik.

Top Talang
Karena cuaca yang tidak mendukung, karena kabut mulai naik ketika kami sampai di hutan mati, akhirnya kami memutuskan untuk turun dan tidak melanjutkan perjalanan ke top Talang. Selain itu bau belerang mulai terasa dan mengakibatkan mata mulai perih. Jika diperhatikan mungkin butuh waktu sekitar 1 jam lagi dari hutan mati untuk sampai ke Top Talang.

Secara keseluruhan, pendakian kali ini cukup mengobati kerinduan untuk nanjak kembali, meskipun capek nya juga lumayan karena udah jarang bergerak wokwokwok. Jika ditotal waktu perjalanan dari pos basecamp hingga ke cadas memakan waktu lebih kurang 3 sampai 4 jam. Menurut saya bagi yang ingin naik gunung tapi dengan waktu yang terbatas, bisa lah untuk mencoba naik Gunung Talang via Bukik Bulek ini. 

Joosss mantaap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

@infoinmieayam: Mie Ayam Mas Arya

Nah kalau ini baru fresh walau tak fresh2 amat wokwokwok. Sebenarnya peristiwanya udah terjadi kemarin, tapi karena lupa nama warungnya, dan tadi pas balek kerja ngecek lagi, baru dah bisa ditulis sekarang. Gapapa lah daripada yang kemarin udah berminggu-minggu baru ditulis lagi wokwokwok. Pecah rekor untuk pertama kalinya, kali ini dengan full squad iceland, kembali melanjutkan perburuan mie ayam yang sepertinya sudah menjadi agenda rutin. Awalnya kami ingin mencoba mie ayam yang berada di Purus, namun karena mie ayamnya habis, akhirnya kami memutuskan untuk makan mie ayam di warung Mie Ayam dan Bakso Mas Arya. Warung ini berada di Jl. Taman Siswa, dekat Hotel Ibis dan tak jauh juga dari Warung Mie Ayam Tombo Ati. Kali ini saya mencoba mie ayam pangsit, meskipun pada awalnya ingin memesan mie ayam biasa saja. Dari segi rasa, menurut saya mie ayam di warung ini termasuk mie ayam manis, yang mana jarang ditemui di Padang. Dengan rasanya tersebut, menurut saya mie ayam di war

Tahu Gimbal Dilla

Kali ini saya dan nona mencoba sarapan yang berbeda. Kami mencoba tahu gimbal di warung Tahu Gimbal Dilla. Warung ini berada di Jl. Parangtritis KM 7, tak jauh dari kampus ISI dan Puskesmas Sewon 1 (ada di maps). Saya tau tentang makanan ini dari nona setelah dia nemu info di instagram. Karena tahu gimbal adalah makanan yang disiram dengan bumbu kacang, tentu saja saya suka dengan makanan ini. Selain itu harga untuk sepiring tahu gimbal juga murah, hanya 13k saja. Kali ini saya dan nona memesan tahu gimbal dan teh anget. Kalau bisa dideskripsikan, di dalam sepiring tahu gimbal terdapat potongan tahu tentu saja, telor ceplok, kubis, kupat, gorengan udang, dan kerupuk. Semua itu digabung menjadi satu dan disiram dengan bumbu kacang yang tumpah ruah. Secara keseluruhan tahu gimbal di warung ini sangat enak dan cocok bagi lidah saya, dan juga sangat mengenyangkan.

@infoinmieayam: Mie Ayam Bakso Tos Ambacang

Kembali berburu mie ayam. Sudah hampir 4 bulan saya tidak menyantap makanan lezat yang satu ini. Kali ini saya kembali memulai perburuan, di Kota Padang, daerah yg berbeda dari sebelumnya, setelah balek kampung pada awal september tahun lalu. Bersama 2 orang teman, Mas Hanif dan Aa Haris, saya mencoba mie ayam yang direkomendasikan oleh Aa Haris, yaitu Mie Ayam Tos Ambacang. Mie ayam ini berada persis di depan SMKN 9 Padang, di seberang Hotel Axana. Yaa tak jauh lah dari tempat bekerje membanting tulang wokwokwok. Secara keseluruhan, ini mie ayam paling enak yg pernah saya coba di Padang (karena emang belum pernah nyoba mie ayam yang lain :D). Ukiran mie di warung ini termasuk mie yang kecil dan kuahnya gurih lebih ke asin. Cocok lah dengan ciri mie ayam yg saya suka, jadi menurut saya pribadi mie ayam ini termasuk list mie ayam enak.  Untuk harga sedikit mahal jika dibandingkan dengan mie ayam di Jogja, tapi masih di standar harga mie ayam di Padang. Saya membeli semangkok