Langsung ke konten utama

Benang tipis antara pintar dan sombong

Sebuah pemikiran yang dalam beberapa waktu belakangan ini sering berputar di kepala saya. Mungkin pemikiran ini sering muncul berulang karena masih sempitnya pola pikir saya, atau masih belum banyak dan beragam orang-orang yang ditemui, atau bisa jadi juga karena sudah banyak melihat hal yang demikian. Betapa menakutkannya menjadi orang pintar, atau dalam artian lain sudah merasa pintar.

Pemikiran ini pertama kali muncul mungkin pada saat pertama kali saya merantau ke Jogja. Awalnya pemikiran ini hanya untuk melihat ke diri sendiri, seorang anak kecil yang awalnya menganggap dirinya sudah tau banyak hal, akan tetapi pada akhirnya sadar ketika sudah keluar kandang sangat banyak hal lain yang tidak diketahui. Seorang anak kecil yang merasa bangga dengan hal yang dia ketahui, kemudian tersentak dengan keterbatasan ilmu yang ada. Akhirnya, muncul kesadaran dan rasa malu, kenapa bisa menganggap diri sebegitu tau, merasa lebih tinggi, dan bisa dengan begitu mudah menganggap remeh orang lain, padahal tidak ada apa-apanya dibanding dengan ketidaktahuan dan kekurangan yang dimiliki.

Kemudian perlahan pemikiran ini juga muncul ketika melihat lingkungan di sekitar saya, hingga saat ini. Terdapat berbagai macam pemandangan, seperti orang yang dengan mudahnya menyimpulkan orang lain, tanpa tau sepenuhnya orang tersebut. Atau orang yang mungkin tanpa disadari begitu bangga dengan "kepintaran" yang dimiliki, sehingga menganggap saran dari orang lain, apalagi yang dirasa tidak "sepintar" dirinya, seperti angin lalu tanpa dicerna terlebih dahulu. Atau kasus lain, orang yang begitu mudah memarahi orang lain ketika melakukan hal yang tidak sesuai dengan standar yang dimilikinya, yang berujung pada pandangan yang menganggap orang tersebut tidak "setara" dengan dirinya.

Situasi yang sangat tidak menyenangkan tentunya. Saya sendiri sering membandingkan dengan malam yang sering saya habiskan di Joga, tentunya di Beskem Kasihan, berkumpul orang-orang tolol yang tidak pernah sekalipun saya mendengar atau merasa menyombongkan dirinya masing-masing. Justru di momen ini, ketika orang-orang bodoh ini berkumpul, menghabiskan berbatang-batang rokok, sembari membicarakan hal-hal yang mungkin tidak penting, namun bagi saya pribadi selalu mendapatkan pengetahuan baru dengan suasana yang sangat menyenangkan. Suasana yang muncul dari orang-orang yang menurut saya menganggap dirinya setara dengan orang lain, tanpa perlu merasa lebih tinggi, lebih pintar, atau lebih lainnya.

Tapi masih terdapat satu pemikiran yang mungkin benar menurut saya sendiri. Saya masih merasa, orang-orang yang masuk ke garis kesombongan dalam memandang dirinya sendiri bukanlah orang pintar yang seutuhnya. Masih terdapat beberapa orang yang saya hormati dan segani dengan kepintaran yang dimilikinya. Sepenglihatan saya orang-orang ini tidak pernah memandang rendah orang lain, malah justru sangat suka berbagi hal-hal yang diketahuinya. Menurut saya, inilah wujud orang pintar yang sebenarnya, yang mana ketika dirinya sudah terisi begitu banyak ilmu, tidak membuat dirinya menjadi merasa memiliki kedudukan yang tinggi, namun cenderung lebih turun ke bawah dengan mengayomi dan berbagi hal yang dimilikinya. Mungkin pepatah yang menggambarkan orang pintar seperti padi ketika semakin berisi semakin menunduk, benar adanya.

Pemikiran ini baru bisa saya tuliskan malam ini, sebagai pengingat bagi diri sendiri, untuk tetap menjaga pola pikir yang sudah dimiliki. Biarlah tetap merasa bodoh dan masih mencari berbagai hal baru di dunia ini, karena saya pun tidak begitu yakin apakah bisa tidak masuk ke garis kesombongan ketika diri ini sudah merasa pintar. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat di kemudian hari, dan harus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

@infoinmieayam: Mie Ayam Mas Arya

Nah kalau ini baru fresh walau tak fresh2 amat wokwokwok. Sebenarnya peristiwanya udah terjadi kemarin, tapi karena lupa nama warungnya, dan tadi pas balek kerja ngecek lagi, baru dah bisa ditulis sekarang. Gapapa lah daripada yang kemarin udah berminggu-minggu baru ditulis lagi wokwokwok. Pecah rekor untuk pertama kalinya, kali ini dengan full squad iceland, kembali melanjutkan perburuan mie ayam yang sepertinya sudah menjadi agenda rutin. Awalnya kami ingin mencoba mie ayam yang berada di Purus, namun karena mie ayamnya habis, akhirnya kami memutuskan untuk makan mie ayam di warung Mie Ayam dan Bakso Mas Arya. Warung ini berada di Jl. Taman Siswa, dekat Hotel Ibis dan tak jauh juga dari Warung Mie Ayam Tombo Ati. Kali ini saya mencoba mie ayam pangsit, meskipun pada awalnya ingin memesan mie ayam biasa saja. Dari segi rasa, menurut saya mie ayam di warung ini termasuk mie ayam manis, yang mana jarang ditemui di Padang. Dengan rasanya tersebut, menurut saya mie ayam di war

Tahu Gimbal Dilla

Kali ini saya dan nona mencoba sarapan yang berbeda. Kami mencoba tahu gimbal di warung Tahu Gimbal Dilla. Warung ini berada di Jl. Parangtritis KM 7, tak jauh dari kampus ISI dan Puskesmas Sewon 1 (ada di maps). Saya tau tentang makanan ini dari nona setelah dia nemu info di instagram. Karena tahu gimbal adalah makanan yang disiram dengan bumbu kacang, tentu saja saya suka dengan makanan ini. Selain itu harga untuk sepiring tahu gimbal juga murah, hanya 13k saja. Kali ini saya dan nona memesan tahu gimbal dan teh anget. Kalau bisa dideskripsikan, di dalam sepiring tahu gimbal terdapat potongan tahu tentu saja, telor ceplok, kubis, kupat, gorengan udang, dan kerupuk. Semua itu digabung menjadi satu dan disiram dengan bumbu kacang yang tumpah ruah. Secara keseluruhan tahu gimbal di warung ini sangat enak dan cocok bagi lidah saya, dan juga sangat mengenyangkan.

@infoinmieayam: Mie Ayam Bakso Tos Ambacang

Kembali berburu mie ayam. Sudah hampir 4 bulan saya tidak menyantap makanan lezat yang satu ini. Kali ini saya kembali memulai perburuan, di Kota Padang, daerah yg berbeda dari sebelumnya, setelah balek kampung pada awal september tahun lalu. Bersama 2 orang teman, Mas Hanif dan Aa Haris, saya mencoba mie ayam yang direkomendasikan oleh Aa Haris, yaitu Mie Ayam Tos Ambacang. Mie ayam ini berada persis di depan SMKN 9 Padang, di seberang Hotel Axana. Yaa tak jauh lah dari tempat bekerje membanting tulang wokwokwok. Secara keseluruhan, ini mie ayam paling enak yg pernah saya coba di Padang (karena emang belum pernah nyoba mie ayam yang lain :D). Ukiran mie di warung ini termasuk mie yang kecil dan kuahnya gurih lebih ke asin. Cocok lah dengan ciri mie ayam yg saya suka, jadi menurut saya pribadi mie ayam ini termasuk list mie ayam enak.  Untuk harga sedikit mahal jika dibandingkan dengan mie ayam di Jogja, tapi masih di standar harga mie ayam di Padang. Saya membeli semangkok